Sebelum melakukan sebuah usaha atau bisnis, penting bagi Anda untuk mengetahui istilah-istilah yang ada pada dunia bisnis. Salah satunya adalah mark up, sebuah istilah yang berkaitan dengan penetapan harga.
Mark up adalah hal yang biasa dilakukan dalam penetapan harga untuk meningkatkan pendapatan. Bisa dibilang, pengertian sederhana mark up adalah penambahan nilai atau harga dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, artikel berikut akan membahas mengenai pengertian, contoh, dan rumus menghitung mark up dalam bisnis.
Mark up bisa dibilang merupakan metode penentuan harga yang dianggap paling simpel dan paling banyak diterapkan. Metode ini umumnya ditetapkan dengan tujuan untuk menutup biaya tidak langsung serta laba-rugi usaha.
Dilansir dari berbagai sumber, mark up adalah sebuah peningkatan harga atau jumlah rupiah yang telah ditambahkan pada biaya dari sebuah produk untuk memproduksi harga jual. Strategi penetapan harga jual tersebut dilakukan melalui penambahan harga pada biaya.
Seperti contoh, Anda dapat mengembangkan persaingan harga dengan melihat kompetitor sejenis. Jadi, dengan menerapkan strategi dan cara mark up yang sesuai, bisnis yang Anda jalankan akan berpeluang menjadi pilihan pembeli.
Berbeda dengan mark up, mark down dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan dalam penurunan harga jual. Biasanya, mark down dilakukan ketika ketika suatu produk atau layanan tidak dapat terjual dengan harga yang ada saat ini, seperti contoh diskon produk atau cuci gudang.
Hal ini dilakukan agar pelanggan lebih tertarik untuk melakukan pembelian produk atau layanan. Di mana hal tersebut digunakan untuk melakukan penjualan besar besaran pada barang sisa.
Secara sederhana, menentukan harga jual setelah ada markup bisa dilakukan dengan rumus berikut:
Harga Jual = Biaya Beli Produk + Mark Up
Jika Anda ingin menyajikannya dalam bentuk persentase, rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Persentase Mark Up = x 100
Berikut adalah contoh kasus perhitungan mark up:
Bruno merupakan pemilik perusahaan Passione yang menjual makanan siap saji khas Italia. Hari ini, Bruno memiliki pesanan pizza seharga Rp500.000 dan spaghetti seharga Rp700.000 Biaya yang dikeluarkan untuk produksi adalah sebesar Rp1.2000.000. Jika Bruno menginginkan keuntungan sebesar 25%, artinya Bruno harus melakukan beberapa langkah berikut.
- Menghitung total biaya pesanan yaitu pizza, spaghetti , dan biaya produksi.
Biaya pesanan total = Rp500.000 + Rp700.000 + Rp1.200.000 = Rp2.400.000
- Menentukan harga jual (persentase 25%)
25% = ((Harga jual - Rp 2.400.000) / Rp 2.400.000) x 100 = Rp2.800.000
Jadi, untuk mencapai mark up yang diinginkan, Bruno harus memberikan harga jual ke pelanggan sebesar Rp2.800.000.
Melakukan mark up juga ada strateginya sendiri. Hal ini dikarenakan mark up adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah keuntungan. Maka dari itu, berikut ini adalah paparan mengenai tips sebelum menerapkan mark up.
Tips pertama adalah dengan menentukan target penjualan. Tips ini dilakukan agar Anda dapat mengetahui berapa lama barang tersebut berada di usaha yang sedang dijalankan. Anda juga harus menentukan target pengembangan agar bisnis yang dijalani bisa berjalan dengan baik dan mendapat keuntungan.
Menentukan biaya operasional juga harus Anda lakukan sebelum melakukan mark up pada harga produk. Hal ini mencakup transportasi, pengemasan, atau komunikasi. Setelah itu, Anda bisa langsung menjumlahkan biaya pembelian barang dengan biaya operasional sehingga bisa menentukan jumlah mark up yang akan dikenakan.
Anda harus sering-sering mengecek harga yang ditawarkan oleh pesaing kamu terhadap produk yang sama. Jangan sampai harga produk Anda melebihi harga kompetitor, tentu hal ini bisa membuat pelanggan lebih memilih berbelanja di pesaing Anda.
Nah, selain melakukan mark up, ada juga cara lain untuk menetapkan sebuah harga. Berikut ini beberapa metode menetapkan harga yang biasa digunakan dalam kegiatan bisnis.
Cara yang pertama adalah dengan melihat kompetitor sebagai referensi. Biasanya, cara ini digunakan untuk produk standar pada kondisi pasar oligopoli, dimana dalam satu pasar memiliki harga kompetitif yang sama pada satu gerai hingga produk.
Selanjutnya adalah berdasarkan pada persepsi konsumen terhadap value yang diterima (price value), perceived quality, dan sensitivitas harga. Cara ini mengharuskan Anda untuk memperhatikan perilaku pasar dengan melihat pola perilaku pembelian.
Terakhir, penetapan harga bisa dilakukan dengan perhitungan biayanya. Ada tiga jenis penetapan harga berdasarkan biaya, yaitu berdasarkan biaya plus, mark up, dan break even point (BEP).
Itu dia penjelasan mengenai mark up yang harus Anda ketahui. Dengan membaca dan mengerti pembahasan mengenai mark up ini, Anda yang memiliki bisnis pasti sudah mulai paham cara menetapkan harga dengan baik.